Resti

2019 Ada kisah yang pilu disana Ada luka Ada derita Ada bahagia Namun akhirnya hancur. Harapan yang tadinya ada Harus jatuh berkeping dan berantakan. Andai ikhlas itu seperti halnya mantan Setelah putus lalu melupakannya Mudah saja, tak perlu bertahun tahun Bersemayam di dada. Sabar itu, bagaimana rupanya? Kadang saya lupa dan tak tahu persis Bagaimana bentuknya. Kehilangan kemarin, Hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong hilang isi. Tak usah cerita banyak. Yang jelas, yang dialami Butuh jiwa yang sekuat baja Tak semua bisa hadapi dengan lapang dada Kalo hanya berpandai kata kata semua bisa Menghibur diri, semua pun bisa. Tapi bunyi dan rasa di hati jelas kan berbeda. Siapa yang bisa menyalaminya, Hanya dia dan Tuhan yang tahu? Tapi sebagai manusia kita tak punya kuasa Tuhanlah yang punya peran untuk seisi langit dan bumi ini. Kita hanya bisa menjalankannya dengan baik. Bangun , jangan tidur. Bangkit, jangan jatuh lagi. Yang terjadi,

Suatu masa, Uluran tangan itu berusaha menarikku Mencoba merangkai indah pelan pelan Mencuri hati ini dengan segenap jiwa. Karya Tuhan untuk manusia satu ini Bagiku adalah sesuatu yang luar biasa Dalam setiap hembusan nafasku. Anugerah terindah, Benih cinta itu hadir dan mewarnai hidupku Namun, tak selamanya pelangi itu kan ada Untuk harapan yang tak tersampaikan. Benar saja. Cinta adalah sebuah luka. Bantu aku mengeja pilu ini, Agar hati tak separah ini Aku terjebak, Aku tengah menunggu, Merengkuh yang tak pasti, Dan akhirnya hilang. Kepergianmu ku relakan Meski ini bukan pilihan terbaik. Memaksamu tetap kembalipun Bukanlah hal yang tepat. Lesane, 27. Desember 2019